Minggu, 27 Maret 2011
Kamis, 24 Maret 2011
Karakter Bangsa
PENTINGNYA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Pembangunan bangsa dan pembangunan karakter ( nation and character building ) merupakan dua hal yang harus dpertahankan bangsa indonesia untuk tetap eksistensi.Pembangunan bangsa juga disebut membangun jiwa yakni membangun karakter manusia dan bangsa.Inti karakter adalah kebajikan (goodness) dalam arti berpikir baik (thinking good),berperasaan baik (feeling good) dan berperilaku baik (behaving good).dengan demikian karakter tersebut akan tampak pada satunya pikiran,perasaan dan perbuatan yang baik dari bangsa Indonesia.
Problema Karakter Bangsa Indonesia
Hal – hal yang dapat menyebabkan problema karakter bangsa menurut Mahatma Ghandi yakni :
1.Semakin merebaknya nilai-nilai dan perilaku memperoleh kekayan tanpa bekerja (wealth without work)
2.Kesenangan tanpa Hati Nurani (Pleasure without conscience)
3.Pengetahuan tanpa karakter (knowledge without character)
4.Bisnis tanpa moralitas (commerce without sthic)
5.Ilmu pengetahuan tanpa kemauan (science without humanity )
6.Agama tanpa pengorbanan (Religion without sacrifice)
7.Politik tanpa prinsip ( Politic without principle )
Sumber Terjadinya berbagai perilaku buruk di masyarakat
Pertama ,Sifat Oligarki dimana kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit,sementara sebagian besar rakyat (demos)tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang,uang,hokum,informasi,pendidikan,dan sebagainya).
Adapun beberapa fakta yang membuktikannya
1.Kekuasaaan politik formal dikuasai oleh sekelompok orang partai yang melalui pemilu berhak “ menguras”suara rakyat untuk memperoleh kursi diparlemen.
2.Kekuasaan Kharismatik yang berakar dari tradisi,maupun agama terdapat pada beberapa orang yang mampu menggerakkan loyalitas dan emosi rakyat yang bila perlu menjadi tumbal untuk tujuan yang bagi mereka sendiri juga belum jelas.
4.Kekuasaan hokum formal dikuasai oleh para praktisi dan penegak hokum yang dengan wewenangnya dapat mengatur siapa yang saklah dan benar.
5.Sebagian besar uang di negri ini berada di tangan sekelompok kecil orang yang justru sedang terpojok secara politis.
6.Sekelompok kecil elit daerah memililki wewenang formal maupun informal untuk mengatasnamakan aspirasi daerah demi kepentingan mereka sendiri.
Kelompok aktifis vocal(vocal minority) yang sering melakukan aksi – aksi demo dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Kedua,Sumber terjadinya perilaku buruk dalam masyarakat kita saat ini adalah akibat munculnya kebencian social budaya terselubung ( socio-cultural animosity). Socio-cultural animosity adalah suatu kebencian social budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah masa lalu ,sehingga terkandung unsure keinginan balas dendam.konflik terselubung ini bersifat laten karena terdapat mekanisme sosialisasi kebencian yang berlangsung di hamper seluruh pranata sosialisasi di masyarakat( mulai dari keluarga,sekolah ,kampong ,tempat ibadah ,media massa,organisasi massa,organisasi politik,dan sebagainya.
Gejala Kelemahkarsaan
Kelemahkarsaan ini merupakan karakteristik dari budaya santai atau yang disebut Myrdal(1971)soft culture.dalam arti lain lemah karsa ini dapat disebut juga lunak.Gejala kelemahkarsaan itu dapat muncul dalam dua perangrai ,pada golongan ekonomi lemah (the have not) maupun pada golongan ekonomi elit (the have).Contoh golongan ekonomi lemah seperti kelompok ekonomi rakyat yang tidak suka menabung untuk investasi,kurang ulet bila menghadapi masalah sehingga mudah menyerah,suka berpaling ke akhirat (retreatism) dan tidak menganggap penting dunia sekarang yang dijalani dan memperlihatkan gejala inertia atau lamban.Para pelaku ekonomi elitpun menunjukkan berbagai kelemahan namun manifestasinya dalam wujud yang berlainan yakni sering melanggar norma yang ada baik agam,masyarakat maupun peraturan perundang – undangan yang berlaku.Yang kedua semangat mumpung yakni untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara apapun.Kelemahkarsaan ini perlu disembuhkan dengan upaya meningkatkan pendidikan dan pengajaran agar berubah menjadi karsa yang kuat.manusioa yang berkarakter hanyalah manusia yang memiliki karsa yang kuat,yakni berorientasi ke depan,memiliki growth philosophy,gigih,memperhatikan urusan akhirat dengan tetap memajukan urusandunia dan gesit.
Membangun Karakter Bangsa
Langkah – langkah untuk membangun karakter bangsa diantaranya
1.Perilaku yang menciptakan suatu moralitas baru yang tidak menggangu kehidupan pribadi orang ( sikap anti puritanisme )
2.Kita harus mempertahankan suatu “ hukum dan keteraturan “ tanpa harus jatuh pada suatu “Negara Polisi “dengan merancang secara hati – hati kewenangan dan kekuasaan pemerintah.
3.Kita harus menyelamatkan kehidupan keluarga tanpa harus membatasi hak anggota secara diskriminatif ( misalnya memaksakan peran domestic kepada perempuan).
4.Sekolah harus memberikan pendidikan moral ,tanpa mengindoktrinasi anak muda.
5.Kita harus memperkuat kehidupan komunitas tanpa menjadi orang fanatik dan saling bermusuhan terhadap komunitas lain.
6.Kita harus meningkatkan tanggung jawab sosial bukan sebagai suatu pembatasan hak-hak kita.
7.Perjuangan kepentingan pribadi harus diimbangi dengan komitmen pada komunitas tanpa harus menjadi tumbal bagi kelompok..Oleh karena itu “kerakusan individu harus diganti dengan”kepentingan pribadi”yang bermanfaat secara social.
8.Kewibawaan pemerintah harus dijaga tanpa menghilangkan bagi semua warga menyampaikan pendapat dan kepentingannya.
KONSEP DAN PENGERTIAN
Berdasarkan perspektif kewarganegaraan dikenal adanya tiga kompetensi yang perlu dimiliki seseorang warganegara yang baik,yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge ) ,kecakapan kewarganeraan (civic skill ),dan watak kewarganegaraan (civic disposition ).Pengetahuan kewarganegaraaan berkaitan dengan kandungan apa yang seharusnya diketahui opleh warga negara.Kecakapan kewarganegaraan meliputi kecakapan intelektual dan kecakapan – kecakapan lain yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab,efectif,dan ilmiah,dalam proses politik dan dalam civil society.Watak kewarganegaraan mengisyaratkan pada karakter yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi kontitusional.Terdapat beberapa istilah yang digunakan berkaitan dengan konsep karakter misalnya karakter individual,karakter privat dan public,karakter cerdas,karakter baik ,dan karakter bangsa.
1.Karakter Individual
Memiliki pengertian nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku seseorang
2.Karakter Privat dan Publik
Memiliki pengertian Tanggung jawab moral ,disip[lin diri , dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu dengan sikap kesopanan,mengindahkan atuiran main ( rule of law ),berpikir kritis , dan kemauan untuk mendengar ,bernegosiasi dan berkompromi.
3.Karakter Cerdas
memiliki pengertian pandangan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan dalam taraf tertentu yang tercermin dari perilaku yang aktif,objektif ,analisis , aspiratif,kreatif , dan inovatif,dinamis , dan antisipatif,berpikir terbuka dan maju ,serta mencari solusi.
4.Karakter Baik
Memiliki pengertian The life of right conduct right conduct in relation to other person and in relation to oneself dengan arti kehidupan berperilaku baik/penuh bijaksana yakni berperilaku baik terhadap pihak lain ( Tuhan Yang Maha Esa ,Manusia dan Alam semesta ) dan terhadap diri sendiri.Konsep ini dikemukakan oleh Aristoteles.
5.Karakter Bangsa
Memiliki pengertian karakter manusia Indonesia khususnya yang memiliki perilaku kolektif kebangsaan yang unik-baik yang tercermin dalam kesadaraan ,pemahaaman ,rasa,karsa,dan perilaku berbangsa dan bernegara dari hasil olah piker ,olah hati,olah rasa dan karsa,serta olah raga seseorang atau sekelompok orang bangsa Indonesia.
Karakter – karakter yang dimiliki bangsa Indonesia Sesuai Pancasila
Berikut karakter – karakter yang dimilki Indonesia yang dijiwai Sila Pancasila
1.bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang maha Esa
Bentuk kesadaran dan perilaku iman dan takwa seta akhlak mulia sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia dan salling menghormati antar umat beragama untuk menganut dan menjalankan ajaran agamanya sesuai yang dianut.
2.Bangsa yang menjunjung tinggi Kemanusiaan yang adil dan Beradab.
Sikap dan perilaku menjujunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab diwujudkan dalam perilaku hormat – menghormati antar warga Negara sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
3.Bangsa yang mengedankan Persatuan dan Kesatuan bangsa.
Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi,kelompok,dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
4.Bangsa yang Demokratis dan Menjungjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai dan semangat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan merupakan karakteristik pribadi warga Negara Indonesia.
5.Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan
Komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan merupakan
karakteristik pribadibangsa Indonesia,yang tercermin dari sikap Gotong royong ,sikap adil,menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban,hormat terhadap hak-hak orang lain,suka menolongorang lain,menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain,tidak boros,tidak bergaya hidup mewah,suka bekerja keras,dan menghargai karya orang lain.
KERANGKA SISTEMIK PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan Karakter dalam Konteks Pendidikan Kewarganegaraan
Pengembangan karakter menjadi kebutuhan bangsa Indonesia yang secara factual masih berusia muda.Komitmen nasioanal tentang perlunya pendidikan karakter,secara impiratif tertuang dalam Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.Daam Pasal 3 UU teersebut dinyatakan bahwa”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Kewarganegaraan digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.Pendidikan Kewarganegaraan yang Kurus ( Thin Citizenship education )
disini Program pendidikan kewarganegaraanyang hanya melakukan pembelajaran tentang demokrasi ( education abouth democracy ),adapun karakteristik-karakteristik yang terkandung diantaranya :
*Exclusive yakni program pembinaan nilai moral warganegara hanya dibebankan kepada subjek pelajaran tertentu dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan.
*Elitist yakni berkenaan dengan seting tempat duduk peserta didik yang menggunakan model konvensional ( model rapat umum ) sedangkan guru berada di depan kelas terpisah dari kelompok siswa yang seolah-olah bertindak sebagai elit.
*Formal yakni guru mengajar asal mencapai target selesai menyampaikan bahan mengenai apakah siswa terlibat maupun tidak bukan menjadi persoalan.
*Content –led yakni lebih mengutamakan hasil tidak terlampau memperhatikan proses dan hasil belajar terpenting adalah penguasaan materi.
*knowledge – based yakni hasil belajar yang diutamakan adalah mengubah peserta didik dari semula tidak memiliki pengetahuan menjadi memiliki pengetahuan yang banyak.
*Didactic transmission yakni proses belajar laksana mengisi botol kosong air hingga penuh sehingga pembelajaran berlangsung satu arah dan guru bertindak laksana sumber pengetahuanbagi peserta didik.
*Easier to Achieve yakni bahwa hasil belajar itu sangat mudah diraih seperti hanya dengan mengikuti ulangan dan beberapa tugas ringan saja sudah dianggapcukup untuk memperoleh nilai.
*Civic Education yakni Mata pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat ,kelak setelah mereka dewasa.
2.Program pendidikan kewarganegaraan yang gemuk
melakukan pembelajaran hidup berdemokrasi untuk menyokong kehidupan yang demokratis (education for democracy).Adapun karakteristik-karakteristiknya
*Inclusive yakni program pembinaan nilai moral warganegara dilakukan seluruh subjek pembelajaran dengan pendidikan kewarganegaraan sebagai sektor yang memimpin (leading sector ).
*Activist yakni berkenaan dengan seting ruangan yang tidak lagi menggunakan model konvensional melainkan menggunakan model kelompok-kelompok kecil (4-6 orang),model ankare,dan lingkaran dimana meja guru berada di tengah-tengah kelompokan para siswa tidak lagi terpisah secara elitis di muka kelas.
*Participative yakni pengelolaan pembelajaran yang tidak hanya sekedar mencapai target menyelesaikan materi pelajaran melainkan mengoptimalkan partisipasi siswa secara aktif.
*Process-led yakni pembelajaran bukan hanya mengutamakan hasil belajar melainkan mengoptimalkan proses belajar aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan..
*Value-based yakni pembelajaran lebih berbasis nilai yang ingin membina sikap dan perilaku kea rah yang lebih baik bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan.
*Interactive yakni proses belajar tidak dilakukan satu arah melainkan multi arah dimana guru bukan satu-satunya sumber belajar,sumber belajar lain ( buku,media massa,nara sumber dan lain-lain)didayagunakan secara optimal.
*More difficult to Active yakni hasil belajar harus sedikit sulit untuk diraih dalam pengertian ,memperoleh nilai seseorang siswa harus melewati berbagai pengalaman belajar.
*Citizenship Education yakni merupakan istilah generic yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah,seperti yang terjadi di lingkungan keluarga,dalam organisasi keagamaan,dalam organisasi kemasyarakatan,dan dalam media.
Pendidikan Karakter dalam konteks makro
Secara makro pengembangan karakter dapat dibagi dalam tiga tahap yakni perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi hasil.Pada tahap perencanaan dikembangkan perangkat karakter yang digali,dikristalkan dan dirumuskan dengan menggunakan berbagai sumber antara lainpertimbangan
1.Filosofis
*Agama,Pancasila,UUD 1945,dan UU No.20 tahun 2003 beserta ketentuan perundang-undangan turunannya.
2.Pertimbangan teoritis
*Teori tentang otak (Brain theories),psikologis (cognitive development theories,learning theories,theories of personality)pendidikan (theories of instruction,educational management,curriculum theries),nilai dan moral (axiology,moral development theories),dan social-kultural(school culture,civic culture)
3.Pertimbangan empiris
*berupa pengalaman dan praktek terbaik ( best practices ) dari antara tokoh-tokoh,satuan pendidikan unggulan ,pesanren,kelompok cultural dan lain-lain.
Pendidikan karakter dalam konteks mikro
Pada konteks mikro pengembangan karkter berlangsung dalam konteks suatu satuan pendidikan atau satuan pendidikan secara holistic ( the whole scholl reform ).Satuan pendidikan sebagai leading sector,berupaya memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada untuk menginisiasi,memperbaiki ,menguatkan,dan menyempurnakan secara teru menerus proses pendidikan karakter di satuan pendidikan.Program pengembangan karakter pada latar mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar :
1.Belajar mengajar di kelas
2.Kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan ( school culture)
3. Kegiatan ko-kurikuler/ekstrakurikuler
4.Kegiatan keseharian di rumah dan dalam masyarakat.
STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER
Prinsip – prinsip pengembangan pendidikan karakter
Adapun prinsip-prinsip dalam program pengembangan pendidikan karakter sbb :
1.Berkelanjutan
Yakni bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari satuan pendidikan.Minimal dari jenjang pendidikan di SD – SMA.
2.Melalui semua mata pelajaran ,pengembangan diri,dan budaya satuan pendidikan
yakni proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa dilakukan melalui kegiatan kurikuler setiap mata pelajaran,kokurikuler dan ekstra kurikuler.
3.NIlai tidak diajarkan tapi dikembangkan ( Value is neither cought nor taught,it is learned) (Hermann,1972)
yakni Materi nilai-nilai dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa,tetapi lebih jauh diinternalisasi melalui proses belajar.Artinya nilai-nilai tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakam seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep,teori,procedure,ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran tertentu.
4.Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
Yakni proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru.Guru menerapkan prinsip “ Tut Wuri Handayani “ dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik.
Pengembangan Karakter Bangsa juga dapat tercermin di luar Pelajaran kewarganegaraan namun di setiap mata pelajaran yang ada dan di luar mata pelajaran seperti :
1.Guru PKn berkonsentrasi untuk membina siswa agar berperilaku tertib dalam mengikuti upacara bendera.
2.Guru Pendidikan Agama berkonsentrasi untuk membina siswa agar taat melaksanakan ibadat di sekolah.
3.Guru Biologi berkonsentrasi untuk membina siswa agar memiliki kesadaran lingkungan ,seperti tidak membuang sampah sembarangan,tidak mencoret bangku,dinding sekolah dan dinding WC,tidak mengganggu tanaman ,bunga, dan pohon.
4.Guru Fisika berkonsentrasi terhadap upaya pengembangan daya kreatifitas siswa.Tindakan nyata yang harus dilakukan adalah mengubah gaya mengajarnya yang deduktif pada gaya mengajar yang induktif.
5.Guru Sosiologi berkonsentrasi untuk membina siswa agar pandai bergaul dan beradaptasi di sekolah.Tindakan nyata yang perlu dilakukan adalah mengawasi pergaulan siswa di sekolah,utamanya kelompok-kelompok teman sebaya jangan sampai muncul geng-geng yang destruktif seperti geng motor.
6.Guru Ekonomi berkonsentrasi terhadap upaya pembinaan siswa agar menjadi insan yang jujur dan memiliki jiwa kewirausahaan.Tindakan nyata yang perlu dilakukan adalah menggagas berdirinya Kantin Kejujuran dan Kegiatan – kegiatan lain yang dapat memupuk jiwa kewirausahaan.
7.Guru Pendidikan Jasmani dan Olah Raga Kesehatan berkonsentrasi untuk membina siswa agar memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan.Tindakan nyata yang perlu dilakukan seperti menggagas perlombaan usaha kesehatan sekolah,kompetisi olah raga kesehatan.
8.Guru Matematika berkonsentrasi untuk membina siswa agar memiliki kekonsistenan penalaran lgis-matematis,berbahasa yang tidak ambigo-istilah,ungkapan,definisi,pernyataan.Tindakan nyata yang perlu dilakukan adalah membuat terobosan-terobosan program tentang kebergunaan matematika di luar matematika,dapat dipakai untuk kebutuhan ilmu dan pengetahuan lain.
9.Guru Bahasa Indonesia berkonsentrasi terhadap upaya membina siswa agar mahir berbahasa Indonesia baku,berbahasa santun,dan sebagainya.Tindakan nyata yang dapat dilakukan seperti menyelenggarakan bulan bahasa yang diisi dengan berbagai perlombaan berbahasa yang baik.
Pengembangan karakter Warganegara demokratis dan sadar hokum melalui Pramuka
1.Mempelajari sejarah Kepanduan
*Karakter yang dikembangkan yakni menonjolkan nalar dan akal sehat serta kesadaran untuk menaati kaidah hidup.
2.Perkemahan
* Karakter yang dikembangkan yakni kerjasama dan mengutamakan kepentingan bersama serta patuh pada aturan setempat ,termasuk kebiasaan – kebiasaan setempat.
3.Perlombaan
* Karakter yang dikembangkan yakni semangat berkompetensi yang sehat serta menaati aturan main,sikap kesatria dan sportif
4.Mempelajari tertib berlalulintas
* Karakter yang dikembangkan yakni menjaga keselamatan diri dan orang lain serta santun berlalulintas dan berkendaraan di jalan raya.
5.Penjelajahan dan hidup di alam bebas
* Karakter yang dikembangkan yakni meningkatkan kemandirian sekaligus merapatkan persatuan,kesatuan dan kerjasama tim serta membina disiplin pribadi dan kelompok.
6.Hiking
* Karakter yang dikembangkan yakni meningkatkan soliaritas dan kebersamaan serta taat asas,disiplin,dan mampu mengendalikan diri.
7.Pemilihan pratama
* Karakter yang dikembangkan yakni melakukan musyawarah untuk mufakat,semangat kekeluargaan serta secara moral bertanggung jawab melaksanakan hasil musyawarah.
8.Latihan Kepemimpinan
* Karakter yang dikembangkan yakni mengasah kemampuan manajerial serta menanamkan kejujuran dan tanggung jawab.
Pengembangan karakter Warganegara yang memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme melalui Paskibra
1.Pengetahuan Organisasi
* Karakter yang dikembangkan yakni kebanggaan sebagai bangsa Indoesia serta rela berkorban untuk kejayaan Negara – bangsa Indonesia.
2.Tata Upacara Bendera (TUB)
* Karakter yang dikembangkan yakni mengutamakan kepentingan bersama serta menghormati jasa para pahlawan bangsa.
3.Peraturan baris – berbaris (PBB)
* Karakter yang dikembangkan yakni dapat bekerjasama dalam tim serta disiplin dan tahan uji.
4.Perlombaan
* Karakter yang dikembangkan yakni menggalang persatuan dan kesatuan serta pantang menyerah.
Pengembangan karakter Warganegara yang memiliki jiwa rela berkorban dan kesetiakawanan social melalui PMR
1.Pemahaman Janji dan Prinsip PMR
* Karakter yang dikembangkan yakni Mengembangkan rasa ketulusan dalam bekerja serta mengembangkan sikap tepo seliro atau tenggang rasa.
2.Latihan Penanggulangan Bencana
* Karakter yang dikembangkan yakni Melatih semangat gemar membantu orang lain yang kesusahan ( altruisme ) serta melatih semangat kebersamaan tidak egois.
3.Bakti Sosial
* Karakter yang dikembangkan yakni Gemar membantu orang lain yang kesusahan (altruistic ) serta mengutamakan kepentingan umum.
4.Perlombaan
* Karakter yang dikembangkan yakni memupuk semangat berbagi dengan sesame serta memupuk solidaritas.
Langganan:
Postingan (Atom)